Salib: Simbol Kasih dan Keselamatan

Waru, 18 April 2025 — Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Waru menggelar ibadah hening pada Rabu malam (16/4), Kamis (17/4) malam hingga Jumat Agung (18/4) dalam rangka memperingati dua peristiwa penting dalam kehidupan Yesus Kristus: Kamis Putih dan Jumat Agung. Ibadah dipimpin oleh Pendeta Kristanto dan dihadiri oleh ratusan jemaat dalam suasana penuh hikmat. Dalam renungannya, Pdt. Kristanto menekankan bahwa salib bukan hanya simbol penderitaan, tetapi juga pintu menuju keselamatan. “Salib adalah lambang kasih yang tak terhingga dari Allah kepada manusia. Lewat pengorbanan Kristus, kita diundang untuk hidup dalam kasih dan pengampunan,” ungkapnya. Malam Kamis Putih diisi dengan perenungan mendalam atas tindakan Yesus yang membasuh kaki para murid-Nya. Tindakan ini, menurut Pdt. Kristanto, bukan sekadar simbol kerendahan hati, tetapi juga panggilan bagi setiap orang percaya untuk melayani tanpa pamrih. “Ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, Ia menunjukkan bahwa kasih tidak mengenal hierarki. Tuhan sendiri rela merendahkan diri demi menunjukkan jalan hidup yang penuh pelayanan,” ujarnya.Puncak ibadah berlangsung pada Jumat Agung, saat jemaat merenungkan kematian Kristus di kayu salib. Suasana gereja dibiarkan redup, tanpa dekorasi, mencerminkan duka sekaligus harapan akan kebangkitan. Pdt. Kristanto mengajak jemaat untuk memaknai salib sebagai wujud kasih sayang terbesar dari Allah. “Kasih Allah bukan teori. Itu nyata dalam darah Kristus yang tercurah. Melalui salib, kita memperoleh pengharapan baru,” tegasnya.Ibadah hening ini diakhiri dengan doa syafaat dan perjamuan kudus. Dalam keheningan malam, jemaat pulang membawa pesan: kasih bukan hanya untuk dirasakan, tetapi untuk dibagikan.