Bacaan : Keluaran 35 : 1 – 29
Pujian : KJ 439 : 1
Nats : Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN.[ayat 5]
Waktu kelas 3 SD saya pernah jengkel kepada ibu saya karena hasil tangkapan ikan laut bapak seringkali dibagikan ke saudara-saudara. Saya pernah protes: “Aku durung tuwuk, senengane kok di dum-dum”. Ibu dengan santai menjawab: “Luwih apik weweh, timbang diwenehi, kuwi lho isih iwake”. Suatu hari bapak saya mendapat ikan dalam jumlah banyak dan semua disimpan di rumah, tidak dibagi-bagikan. Saya pun senang karena bisa makan ikan dengan puas. Namun karena hari itu saya terlalu berlebihan makan ikan yang dimasak dengan petai, saya menjadi mabuk. Kepala pusing dan muntah-muntah. Sejak itu saya tidak lagi berani makan ikan dan petai berlebihan.
Tuhan menyampaikan firman-Nya kepada umat Israel melalui Musa, supaya umat membawa persembahan untuk mendukung pendirian Kemah Suci. Persembahan yang berkenan di hati Tuhan bukanlah dilihat dari nominalnya, melainkan yang keluar dari hati dan dilakukan dengan sukarela, bukan dalam keadaan terpaksa atau berat hati.
Mempersembahkan sebagai rasa/ungkapan syukur kepada Tuhan, merupakan panggilan bagi setiap umat-Nya. Apalagi kala itu Kemah Suci memerlukan dukungan dari umat Israel. Perintah Tuhan, dukungan untuk pendirian Kemah Suci tersebut bisa berupa bahan-bahan/material yang diperlukan, demikian juga keahlian-keahlian yang dimiliki. Semua dipersembahkan untuk Tuhan. Umat Israel banyak yang tergerak hatinya untuk mendukung berdirinya Kemah Suci. Adapun persembahan kepada Tuhan itu tidak terbatas pada materi atau uang saja, namun termasuk melayani atau mengerjakan sesuatu untuk Tuhan dengan mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran dan seluruh keberadaan hidup kita.
Memberi semestinya didasari oleh hati yang tergerak, hati yang terbeban untuk pelayanan. Tuhan tidak meminta semua harta kita untuk kita beri kepadaNya. Yang paling penting adalah mempersembahkan hati dan hidup. Mari kita persembahkan hati dan hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin. [YEW].
Kunci memberi persembahan bagi Tuhan adalah hati yang tergerak dan penuh kerelaan