Waru, 24 April 2025 - Dalam semangat mewujudkan Gereja Ramah Anak, Komisi Pembinaan Katekisasi (KPKt) berkolaborasi dengan Pokja Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (P3A) GKJW Waru menggelar kegiatan pembelajaran interaktif bertema "Stop Bullying" di aula gereja pada Kamis (24/4). Melalui acara ini, anak-anak madya hingga remaja dibekali pemahaman mendalam tentang bahaya perundungan, sekaligus diajak untuk melatih diri menjadi pembawa damai di tengah komunitas mereka. "Anak-anak Tuhan dipanggil bukan hanya untuk menghindari menjadi korban atau pelaku perundungan, tetapi juga menjadi terang yang membawa kasih Kristus kepada sesama," ujar Pdt. Kristanto dalam sesi pembukaan. Pembelajaran dibawakan dari dua sisi utama. Dari perspektif teologis, Pdt. Kristanto menekankan pentingnya menghidupi nilai kasih dalam setiap interaksi. Ia mengutip Efesus 4:32, "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni," sebagai dasar utama membangun budaya tanpa kekerasan di kalangan anak muda. Sementara itu, dari sisi psikologis, Dkn.Ngenawati mengajak peserta terlibat aktif melalui pelatihan pola pikir kritis dan diskusi interaktif. Dengan pendekatan praktis, anak-anak dilatih untuk mengenali bentuk-bentuk bullying, memahami dampaknya, serta membangun respon sehat melalui konsep "Stop, Lawan, dan Sebarkan Kasih Kristus." Sesi pelatihan diwarnai dengan berbagai simulasi sederhana, membangkitkan kesadaran peserta bahwa keberanian untuk bertindak benar seringkali dimulai dari hal kecil, seperti menegur dengan kasih atau melaporkan tindakan perundungan kepada pihak yang tepat. "Kesadaran ini penting, agar anak-anak tidak hanya menghindari perundungan, tetapi juga berani menjadi agen perubahan di lingkungan mereka," kata Ngenawati. Melalui sinergi kegiatan ini dengan program-program Majelis Daerah, gereja terus berkomitmen membangun generasi muda yang tangguh, penuh kasih, dan siap membawa damai Kristus dalam dunia yang penuh tantangan. Di akhir acara, suasana haru terasa ketika para peserta bersama-sama mengangkat tangan dan mengikrarkan komitmen mereka: menjadi sahabat yang menguatkan, bukan menyakiti. "Stop bullying. Sebarkan kasih Kristus," demikian seruan yang menggema, menandai semangat baru di hati anak-anak Tuhan.